"Sampah," terdengar suara nyaring petugas kebersihan dari luar pagar. Hal itu rutin dilakukan saat akan mengambil sampah di komplek perumahan yang saya tinggali. Sungguh sebuah pekerjaan yang mulia tapi dengan resiko kesehatan yang tinggi. Belum lagi aroma sampah makanan yang menyengat, tentu menjadi tantangan tersendiri.
"Tak ada sampah, Mang," saya yang sedang menyapu halaman menjawab dengan tak kalah nyaring. Maklum depan rumah adalah jalan utama, hilir-mudik kendaraan agak bising terdengar di telinga. Kalau tidak nyaring, tentu suara saya tidak akan terdengar oleh petugas kebersihan.
Petugas kebersihan yang saya panggil Mang, mengerutkan kening heran. Lalu mendekati pagar dan bertanya kembali.
"Ibu ga pernah masak ya?Kok ga buang sampah?"
Sambil tersenyum saya jawab, "masak dong Mang, tapi sisa organik dan sampah makanan saya olah menjadi kompos."
Petugas kebersihan itupun mengangguk tanda mengerti dan pamit melanjutkan tugasnya.
Sambil memandang gerobak sampah berwarna cokelat yang melaju, saya mengela nafas panjang. Prihatin dengan kondisi gerobak yang penuh sampah tersebut. Campur aduk antara organik dan anorganik. Aromanya yang tak sedap langsung menusuk hidung.
Diakui atau tidak sampah makanan telah menjadi permasalahan darurat yang butuh perhatian segera. Selama manusia masih melakukan kegiatan konsumsi, maka problem terkait sampah makanan akan terus ada. Diperlukan strategi yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran akan dampak buruk jika sampah makanan tidak dikelola dengan baik.
Apa Itu Food Waste?
Food Waste adalah makanan yang siap dikonsumsi oleh manusia namun dibuang begitu saja dan menumpuk di TPA. Keberadaan sampah makanan yang menumpuk di TPA menimbulkan efek negatif karena nenghasilkan gas metana dan karbondioksida yang tidak baik bagi kelestarian bumi.
Bahkan terkait dengan adanya sampah makanan, Indonesia dinobatkan jadi peringkat kedua setelah negara Arab dalam hal membuang sampah makanan. Setiap tahunnya terdapat 13 juta ton makanan yang terbuang di Indonesia. Jika dianalogikan sampah makanan tersebut setara dengan 500 kali berat monas. Fantastis bukan? Itu artinya bahwa setiap orang di Indonesia sudah membuang 300 kg sampah per tahun.
Sedangkan masih ada sebagian rakyat Indonesia yang dilanda kelaparan dan kekurangan gizi. Maka perilaku mubazir dalam hal makanan harus dihentikan.
Apa yang dapat dilakukan untuk berkontribusi positif dalam merespon permasalahan sampah makanan?
Mengolah sampah makanan bukanlah tanggungjawab pemerintah semata. Tapi tanggungjawab bersama. Sampah makanan tak cukup hanya dikumpulkan, dibungkus, dan dibawa petugas kebersihan, lalu selesai. Mau tidak mau menerapkan gaya hidup minim sampah makanan bisa menjadi pilihan bijak saat ini.
Tapi bisa mengolah sampah makanan secara mandiri sebagai wujud cinta pada bumi pun tak kalah bijak. Justru mengolah sampah secara mandiri akan meringankan beban TPA dalam.menampung sampah makanan yang terbuang percuma. Andai setiap rumah tangga bisa mengolah sampah sendiri tidak mustahil jumlah sampah makanan yang berakhir di TPA akan berkurang secara signifikan.
Dalam upaya menerapkan pengelolaan sampah makanan secara mandiri perlu melakukan tiga tahap penting.
- Mencegah,upaya pertama adalah berusaha mencegah sampah masuk ke rumah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara merencanakan menu mingguan, membuat daftar belanja, berbelanja sesuai kebutuhan, membawa kantong belanja sendiri, food preparation, memasak sesuai porsi, dan menghabiskan makanan yang diambil.
- Memilah, selalu pilah sampah di rumah menjadi beberapa kategori. Sampah organik, sampah non organik, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaleng, sampah kaca. Memilah sampah berdasarkan kategori akan memudahkan langkah dalam mengolah sampah selanjutnya.
- Mengolah, tidak semua orang bisa rutin bisa mengolah sampah baik sampah plastik atau sampah makanan. Kesannya ribet dan membuang waktu. Padahal mengolah sampah secara mandiri bisa menjadi ajang berlatih konsistensi sekaligus ikut membantu mengurangi beban bumi.
![]() |
3 keranjang takakura di rumah |
Referensi
https://bandungfoodsmartcity.org/lomba-blog-gaya-hidup-minim-sampah-makanan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.