Assalamualaikum,
Halo apa kabar semua? Jumpa lagi dengan Kupu-Kupu muda yang baru saja belajar melihat dunia dan menghirup aroma segar bunga-bunga. Alhamdulillah tahap Bunda Cekatan sampai pada fase Kupu-kupu setelah melakukan puasa kepompong dengan paripurna.
Bertepatan dengan bulan Ramadan kali ini dan suasana prihatin, hirup-pikuk pergerakan manusia terlihat menurun drastis. Semua kembali ke rumah dan efeknya udara menjadi lebih segar dan bersih.
Saat memasuki tahap kupu-kupu ada yang seru, yaitu adanya tahap untuk saling berbagi sebagai mentor dan belajar sebagai mentee. Wow, apalagi ini hehe.
Ya intinya sebagai mentor dimotivasi untuk bisa membagi ilmu atau keterampilan yang dimiliki kepada yang lain. Nah kalau mentee, saatnya menimba ilmu kepada mentor dengan mengedepankan adab sebelum ilmu.
Layaknya pencarian jodoh, mentor harus punya mentee dan mentee harus mencari mentor. Emm arus chat dan kolom komentar di fb Bunda Cekatan mendadak ramai riuh penuh semangat bercampur kegalauan. Yuk simak cerita pertamaku ya.
Saya memilih menjadi mentor untuk bidang yang saya kuasai, yaitu memasak. Kali ini saya menawarkan tema menu praktis rumahan dan masakan tradisional. Saya memiliki dua orang mentee yaitu Mbak Noraini dari IIP Surabaya yang ingin belajar tentang menu praktis rumahan yang sehat juga hemat. Pernah bertemu online dengannya saat menjadi fasilitator bunda sayang 5 tahun lalu. Jadi sudah saling kenal. Menyenangkan bertemu kembali.
Mentee kedua adalah Mbak Nika Yunitri dari IIP Depok yang ingin belajar tentang masakan tradisional sehingga bisa menyajikan untuk keluarga. Dengan mbak Nika sudah pernah bertemu langsung saat menghadiri Konferensi Ibu Profesional di Yogyakarta 2019. Asyik bisa bersua kembali di dunia maya.
Keduanya ingin menyajikan masakan yang lezat untuk keluarga tercinta. Masyaa Allah keren sekali tujuannya.
Kunci dari memasak adalah bisa memilih bahan, bumbu yang tepat, menghadirkan variasi juga menjaga konsistensi rasa masakan. Ini yang kadang membuat galau, karena bisa saja masakan terasa kurang bumbu. Atau kurang percaya diri saat memasak. Emm saya juga pernah merasakannya jadi tenang saja. Semoga pogram mentorship ini bisa saling mengisi tangki ilmu sesuai kebutuhan. Saya juga bukan seorang ahli seperti Siska Soewitomo atau William Wongso hehe.
Saat selesai mendengarkan materi dari gurunda, saya langsung kepo profil para mentor yang keren-keren. Sayangnya saya belum langsung dapat sesuai mind map untuk belajar menulis. Goalnya ingin bisa menerbitkan buku solo, buku resep juga ( foto sedang dikumpulkan) .
Mengapa buku solo? Ya saya ingin mengikat makna perjalanan hidup dalam sebuah buku yang bisa dibaca orang lain. Selama ini baru melahirkan 9 buku antologi, emm masih minim ilmu kepenulisan. Jadi saya memang hati-hati dalam menentukan pilihan. Dan pencarian berlabuh pada Mbak Gustrin Oktaviayu dari IIP Bandung yang pengalamannya dan jam terbangnya sudah banyak.
Alhamdulillah dapat mentor yang pas dan ramah. Semoga rencana mulai menulis buku bisa terwujud. Saya butuh semangat lebih untuk konsisten.
Ah memang kepakkan sayap di hari pertama belum maksimal. Terkadang saya masih agak oleng bahkan terjatuh menggelepar. Untungnya tak ada kucing lewat yang menerkam. Selamat deh jadinya. Cepat-cepat saya kepakkan sayap kembali dan hinggap di pucuk pohon jeruk purut. Nyaman terayun diiringi angin sepoi-sepoi. Akhirnya saya mengantuk.
Oke, demikian diary kupu-kupu muda yang berisi cerita petualangan terbang di hari pertama. Besok dilanjut lagi ya teman. Semangat menjalani setiap impian yang ada. Salam sukses.
Wassalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.