Assalamualaikum,
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang sampai hari ini memberi nikmat sehat. Yup, di tengah keresahan adanya wabah Covid 19, harus tetap waras penuh optimis dan mengikuti anjuran pemerintah untuk di rumah saja. Nah, tak terasa puasa tahap kepompong saatnya dituliskan dalam jurnal pekan pertama. Sst puasa kali ini puasa malas jahit hihi.
Baiklah, agar tidak penasaran saya ceritakan ya, alasannya sejak New Chapter 2020 dan masing-masing komponen fokus di agenda masing- masing kegiatan rumbel juga rehat. Termasuk rumbel jahit. Alhasil mesin jahit tak tersentuh hampir 2 bulan, kain, gamis, jarik, seakan merana di pojokan untuk dieksekusi. Maafkan kemalasan saya ya.
Lalu semua harus berubah manakala lolos dari tahap ulat dan bersiap naik kelas di kelas kepompong. Oleh gurunda diminta laku tirakat dengan memilih satu hal yang mengganggu dan ingin diperbaiki. Jadilah di kelas kepompong ini saya puasa malas jahit. Artinya selama seminggu saya harus rajin menjahit. Huff usaha yang tak mudah, tangan dan kaki mulai kaku mengikuti alunan mesin jahit. Tapi saya bertekad harus bisa.
Mulailah saya membersihkan mesin jahit dengan kuas, memberi minyak mesin, mengganti benang senada gamis yang akan saya bongkar. Jadi ini hasil puasa selama seminggu.
1. Menjahit Gamis
Pada hari pertama, saya mengeluarkan gamis yang baru dibeli. Warnanya milo, sayangnya ukurannya terlalu besar. Maka saya bongkar untuk dijahit ulang sesuai tubuh alias rombak total mulai dari lebar bahu, kerung ketiak, panjang juga lebar lengan, sisi gamis dan panjang gamis.
Hari pertama saya jahit lebar bahu, kerung dan tangan rencana mau lanjut sisi kanan kiri. Tapi qodarullah badan agak sumeng, bahkan butuh diakupresure oleh suami. Jadilah saya diberi apresiasi very good hehe. Ini perjuangan luar biasa, permulaan yang baik.
![]() |
Tak mudah menjahit gamis |
2. Menjahit Jarik
Jarik ini adalah kado pernikahan bertahun lalu. Berhubung ini pemberian bude jadi saya simpan dan saya buka saat memcoba praktik cara menggendong. Olala, ternyata jariknya belum dijahit, masih berupa kain utuh dengan benang slawir-slawir duh apa bahasanya ya? Maka dengan dukungan suami saya jahit jarik dengan hati-hati.
![]() |
Jarik yang istimewa |
Sukses menjahit jarik, baiklah excellent untuk hari ini.
3. Menjahit Masker
Masker di pasaran menghilang, apalagi masker standar kesehatan. Entah pergi ke mana. Sedangkan saya hanya punya dua masker kain, sepertinya butuh punya lagi. Berhubung tak bisa keluar rumah, saya pun membongkar kumpulan perca yang agak lebar sisa menjahit mukena.
![]() |
Masker buatanku |
4. Menjahit Sarung Bantal Sekam
Sejak setahun Slumuth Family mengompos dengan metode takakura. Ada tiga keranjang yang dipakai, dan suami sudah memberi info jika bantalan sekam mulai basah minta diganti.
Baiklah, saya bongkar box khusus kain untuk mencari kain gorden yang berpori. Ternyata masih ada dan bisa dijahit menjadi dua sarung bantal sesuai ukuran keranjang lebar 36 cm panjang 49 cm. Setelah diukur, kain digunting dan dijahit lurus. Tak butuh waktu lama sudah selesai. Saya beri excellent untuk kerja keras kali ini. Ternyata menjahit membuat ketagihan.
![]() |
Hasil puasaku |
Setahun Slumuth Family berusaha stop tisu dan mencari substitusi dengan kain. Seperti orang zaman dulu pakai sapu tangan. Saya yang masih punya stok kain katun mulai mencari. Ternyata kain sudah dipotong seukuran 25cm x 25 cm. Dulu ada beberapa yang sudah dijahit, tapi yang belum dijahit banyak huaa. Ada 8 potong kain dan saya belum menyelesaikan jahit pinggirnya.
Maka dengan semangat, saya tuntaskan puasa kali ini dengan menjahit kain pengganti tisu berwarna biru dongker. Diselingi gerak badan dan ngemil buah akhirnya selesai kain pengganti tisunya. Excellent karena sudah ikut mendukung gerakan minim sampah dengan kain pengganti tisu dan tetap produktif walau di rumah saja.
Apresiasi Diri
Ah senangnya puasa minggu pertama berjalan lancar. Tak perlu tengok kiri kanan untuk menentukan langkah. Tentukan satu hal dan fokus.
![]() |
Kalender Puasaku |
Kepompong yang imut, lakumu masih ada beberapa minggu lagi. Semoga bersabar dengan proses yang ada. Semangat ya..
Wassalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.