Assalamualaikum,
Hari ini Ahad yang begitu panas sekaligus penuh duka. Karena saudara - saudara kita di Palu dan Donggala sedang mendapat ujian berupa bencana alam gempa dan tsunami. Teriring doa tulus agar saudara kita yang di sana senantiasa bersabar dan menghadapi semua dengan sabar dan ikhlas. Semoga badai segera berlalu aamiin.
Dan tak terasa pula hari ini sudah memasuki hari yang ke - 11 dalam menjalani tantangan game level 11 tentang Fitrah Seksualitas. Karena kelas dalam keadaan GFOS, maka tugas setoran kali ini berdasarkan hasil sharing atau melihat fenomena yang ada di sekitar.
Seperti diketahui, bahwa memberikan pendidikan sejak usia dini terkait fitrah seksualitas memang menjadi hal yang penting apalagi terkait pemahaman terhadap konsepsi gender dan perilakunya. Yang sudah dapat diajarkan di usia 3 - 6 tahun.
Kemudian terkait fenomena yang terjadi, ini patut menjadi bahan renungan bagi semua sekaligus juga kewaspadaan.
Saat berbelanja di sebuah minimarket kok ya mata ini menangkap sesuatu yang tidak wajar. Yang menjaga adalah laki - laki dengan perawakan putih bersih, terlalu bersih menurut saya bagi laki - laki.
Jiwa penasaran saya pun memberi kode, oh ada yang beda dengan yang satu ini. Astaghfirullah, rupanya dari tampilan wajah yang putih, ada alis tertata rapi sengaja dilukis dengan senatural mungkin, dan matanya memakai bulu mata palsu dan disempurnakan dengan pemakaian maskara. Tampaklah mata menjadi lentik.
Kemudian, saat melihat pegawai satunya yang sedang melabeli harga, loh sama juga tampilannya dan saat berjalan gemulai.
Tapi ya tentu saja kita tak bisa mengatakan hal - hal yang belum diketahui pasti. Namun dapat ditarik benang merah, betapa banyak di sekitar kita orang - orang yang berpenampilan di luar fitrahnya sebagai laki-laki. Laki - laki kok bersolek, atau kemayu.
Maka, penguatan konsep gender di usia 3 - 6 tahun harus sudah jelas. Si anak dapat dengan bangga mengatakan aku perempuan atau aku laki - laki. Jadi tidak ada kebingungan terhadap gender. Karena saat dewasa dapat menjadi salah satu faktor pencetus terhadap perilaku yang tak sesuai dengan jenis kelamin.
Maka benarlah bahwa peran orang tua dalam mendampingi anak dalam fitrah seksualitas dari dalam kandungan sampai dewasa tak bisa diabaikan. Anak adalah amanah yang kelak akan dimintai tanggungjawab di hari akhir. Seperti mengutip ucapan dari Ustadz Harry Santosa yang pernah ditampilkan kelompok 2 saat presentasi.
Maka didiklah dengan sebaik - baiknya sesuai dengan fitrah sebagai laki - laki sejati atau perempuan menjadi perempuan sejati. Demi masa depan generasi hebat berakhlak mulia. Demikian review hari ke - 11 di game level 11 kelas bunda sayang Institut Ibu Profesional. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.