Sabtu, 02 Juni 2018

Ikan Teri





Assalamualaikum,

Apa kabar teman hari ini? Wah saya setoran dari kampung nih, kebetulan sedang mudik ke desa. Emm tapi tampak sekali beberapa hari tak turun hujan. Cuaca begitu panas dan berdebu. Alhasil, saya bawaannya bersin - bersin terus. Huhu alergi mulai memberi kode. Maklum rumah ortu banyak kamar kosong, jadi ya kamar tidak ditempati otomatis banyak debu. Wah jadi curcol deh hehe..


Tapi tetap semangat melanjutkan dan menuliskan tugas. Apa lagi tugas ruang berkarya ibu yang membutuhkan konsistensi dan komitmen tinggi. Yaitu menuliskan setiap progres yang dialami.

Oh iya, hari ini saya ingin mengulas tentang ikan teri, bahan yang akan saya gunakan untuk rencana proyek. Yup, masuk hari ke - 22 di proyek ruang berkarya ibu. Langsung saya yuk cari tahu, apa istimewanya si ikan teri yang kecil dan memiliki rasa yang lezat.

Menurut wikipedia, ikan teri merupakan salah satu jenis boga bahari yang umum ditemukan di kawasan pinggir pantai samudera Atlantik, Hindia, dan Pasifik, serta dikategorikan sebagai ikan berminyak. Ikan ini berasal dari famili Engraulidae yang terdiri dari ikan dengan ukuran 2 cm hingga 40 cm tergantung spesiesnya.

Nah, kalau ikan teri yang sudah saya lihat di Pulau Pasaran jenisnya kecil dan lebih dikenal sebagai teri Medan. Walau kecil, teri ini memiliki rasa yang lezat.

Pengolahan Teri

Sekarang teri hasil tangkapan langsung diolah di atas kapal untuk menjaga kualitas ikan. Pertama, ikan teri hasil tangkapan direbus di air mendidih yang sudah diberi garam sekitar 5 menit.  Garam yang digunakan adalah garam krosok atau garam kasar.

Setelah direbus, teri ditiriskan di wadah bambu untuk mengurangi kadar airnya. Dan saat kapal sandar, teri hasil rebusan siap dijemur di para - para. Penjemuran ini melibatkan banyak pekerja terutama ibu - ibu. Jika cuaca panas dan terik 1 hari sudah kering dan teri siap dikemas.

Sebagian besar teri yang dikemas dikirim ke Jakarta, dan dari Jakarta didistribusikan ke berbagai propinsi lain di Indonesia. Oh iya, selain Propinsi Lampung ada juga penghasil teri di propinsi lain seperti Sumatera Utara, Riau, dan Sulawesi.
Harga per kilo lumayan juga Rp 100.000,- dan saat panen raya lebih murah Rp 85.000,-.

Wah, artinya teri nasi menjadi bahan baku lokal yang potensial untuk dikembangkan dan diolah. Sesuai dengan cita - cita rencana proyek dari LINDA FOOD yang ingin mengangkat bahan baku lokal untuk produksi agar kebih manfaat dan bernilai guna, menjadi usaha ekonomi kreatif yang berbasis olahan rumahan.

Demikian progres yang bisa tuliskan untuk hari ke - 22, Alhamdulillah sinyal berjalan lancar dan mendukung. Terus bersungguh - sungguh untuk melalui setiap tahap dalam rencana proyek ini.  Semoga semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan aamiin.


Wassalamualaikum

Sumber :
www.wikipedia.id
Dokumen Slumuth Family


#Linda Dwihapsari, kelompok 35
#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Day22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.

Rumpu Rampe

Rumpu rampe khas NTT Indonesia memang negara yang kaya baik secara geografis atau pun populasi. Terletak di antara dua benua dan dua samuder...

Popular Posts