Sudah menjadi kewajaran bagi
setiap individu apabila diberi penawaran hal baru merasa penasaran juga
berdebar – debar. Begitu pun dengan yang namanya proses belajar. Harus berani
keluar dari zona nyaman untuk melompat dan mengambil peluang sebagai salah satu
usaha untuk terus meningkatkan kapasitas diri sebagai, perempuan, istri, dan
ibu.
Maka menjadi seorang fasilitator
adalah sebuah amanah yang harus benar – benar dipahami maksud dan tujuannya. Karena
menjadi seorang fasilitator bukanlah hal yang mudah. Menjadi seorang fasilitator
berarti mendampingi sebuah proses
belajar yang lengkap dengan bermacam tantangan juga seni yang semuanya tidak
dapat diprediksi. Saat bertemu dengan kelas yang pesertanya aktif, itu
menyenangkan. Sebaliknya saat bertemu dengan kelas yang sunyi itu suatu hal
yang menuntut fasilitator untuk
fleksibel mengganti perencanaan A dengan perencanaan B. Semua butuh persiapan
yang matang dan ada ilmunya. Sehingga saat mendampingi kelas matrikulasi,
fasilitator dan peserta dapat saling bekerjasama dengan baik dan menyenangkan,
karena memang belajar sudah menjadi kebutuhan yang ingin dipenuhi. Bukan sebuah
paksaan.
Fasilitator adalah seseorang yang
membantu sekelompok orang memahami tujuan bersama mereka dan membantu membuat
rencana mereka guna mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu1.
Seorang fasilitator yang baik
dituntut untuk memiliki ketrampilan dalam memimpin sebuah pertemuan termasuk
juga ketepatan waktu, mengikuti agenda yang sudah disepakati, merangkum
pembicaraan, menengahi pertentangan. Selain itu seorang fasilitator juga harus
memiliki ketrampilan untuk mendengarkan termasuk kemampuan untuk menghentikan
pembicaraan yang sudah menyimpang, serta memastikan semua orang berpartisipasi1.
A. Pemahaman
akan fungsi Fasilitasi
Seorang
fasilitator juga harus memahami fungsinya untuk dapat memfasilitasi peserta
yang belajar agar mendapatkan pengalaman belajar yang mengesankan.
Fasilitasi
adalah seni dan ilmu untuk memaksimalkan saat belajar dengan bekerja bersama
peserta, melompat masuk ke dalam kepala dan hati mereka untuk membuka dan
menjelajahi cara mereka menyajikan dan memahami apa yang mereka pelajari.
Fasilitasi adalah bagian yang membawa fasilitator melampaui penyebaran informasi
menuju penciptaan ilmu pengetahuan dan pembentukkan kehidupan2.
B. Kesiapan
Diri
Sebelum melangkah lebih jauh untuk menjadi seorang
fasilitator maka kesiapan diri sangat memegang peranan penting. Diantaranya
adalah :
1. Niat karena Allah
Manakala kita melakukan suatu pekerjaan diniatkan
karena Allah, itu akan mendorong rasa ikhlas karena semata – mata hanya ingin
berbagi dan menambah manfaat yang semoga dapat menjadi tabungan amal kebaikan
dunia dan akhirat. Niat yang tulus dan ikhlas akan memberikan energi kebaikan pula.
2. Mengantongi Izin Resmi dari Suami
Menjadi seorang fasilitator tentu kita akan disibukkan
dengan amanah baru. Maka izin suami sebagai bentuk dukungan dan motivasi sangat
penting. Sehingga saat melangkah rasanya menjadi ringan karena diridhoi suami.
3. Manajemen Diri
Harus dapat membagi perhatian untuk kepentingan
keluarga dan komunitas. Beraktivitas di dalam dan di luar seimbang. Tidak boleh
mengorbankan salah satu pihak.
4. Manajemen Empati
Karena dalam proses belajar kita belum pernah
mengenal, maka melatih empati sangatlah penting. Ciptakan hubungan yang harmonis di kelas. Bersikap
ramah, penuh kehangatan, mengayomi, melindungi, menghargai, menghormati,
perhatian, penuh semangat, mau mendengarkan, tanggap jika ada permasalahan,
membantu, mengapresiasi, bersikap jujur, mendampingi sebagai teman, dan
menjalin kedekatan secara emosional dengan tulus dengan semangat ingin berbagi.
5. Manajemen Gadget
Kita harus dapat mengatur waktu penggunaan gadget,
sehingga aktivitas di rumah selesai dan amanah komunitas juga tidak terganggu.
6. Banyak Membaca dan Bertanya
Dengan banyak membaca kita akan lebih mudah dalam
memahami dan menguasai materi. Tak lupa juga untuk bertanya kepada teman yang
lebih berpengalaman sehingga bisa saling belajar. Karena dengan makin banyak
hal yang kita tahu, makin menambah rasa percaya diri untuk dapat mendampingi
dalam proses belajar di kelas matrikulasi.
C. Pandangan
Tentang Kedudukan Fasilitator di IIP
Di Institut Ibu Profesional seorang fasilitator
memiliki kedudukan yang penting. Karena seorang fasilitator menjadi jembatan
bagi peserta untuk menyeberang mempersiapkan diri sebelum belajar di tahapan
kelas selanjutnya. Fasilitator yang menjadi penyampai materi, pendamping proses
belajar. Seorang fasilitator bukan narasumber yang harus tahu segalanya.
Seorang fasilitator memiliki kedudukan :
1.
Menghantarkan peserta untuk memahami materi
2.
Mengasah intelektual curiosity peserta
3.
Mengamati perkembangan pemahaman peserta
4.
Menghantarkan peserta menuju kelas member di
kotanya
5.
Menyelesaikan tugas administrasi sebagai arsip
untuk pusat
D. Rencana
dan Strategi dalam Memfasilitasi Kelas
Sebagai orang yang akan mendampingi dalam proses
belajar, fasilitator perlu membuat perencanaan dan strategi dalam memfasilitasi
kelas.
1.
Rencana
yang saya gunakan :
a. Lebih mengacu pada penguasaan kelas, sehingga di
kelas ada suasana yang menimbulkan motivasi ( mendorong potensi peserta). Kelas
menjadi tempat yang menyenangkan. Peserta memahami terhadap aturan yang telah
disepakati. Lingkungan kelas yang saling mendukung sehingga ada kedekatan
secara emosional diantara peserta. Dan adanya rancangan belajar yang dinamis
sehingga mendorong peserta untuk aktif, kreatif dan penuh inovatif dalam
belajar.
b. Mengacu pada ketrampilan penyampaian materi.
Penyajian materi yang menarik, fasilitasi yang luwes tidak kaku, meningkatkan rasa
ingin tahu peserta sehingga bisa saling berdiskusi untuk menghidupkan suasana
kelas.
c. Memahami peserta belajar dengan lebih banyak
mendengar, memberikan teladan, mendorong peningkatan kesadaran, daya dengar,
partisipasi, umpan balik dan dapat saling mempercayai.
d.
Memberikan penghargaan dan mengakui setiap usaha
yang dilakukan peserta.
2.
Strategi yang digunakan menggunakan
a. Konstruktivisme, peserta aktif secara mental
untuk membangun pengetahuannya yang dilandasi pengetahuan yang dimiliki3.
b. Inquiry, yaitu pembelajaran yang menekankan pada
proses berfikir secara kritis dan analitis. Peserta menemukan sendiri benang
merah yang ingin dipelajari dengan kehidupan.
c. Strategi afektif, afektif berhubungan dengan
nilai, sulit diukur tapi menyangkut kesadaran diri peserta untuk lebih
menumbuhkan kebiasaan yang baik.
d. Multiple Strategi, gabungan dari berbagai macam
strategi yang digunakan sesuai dengan kondisi kelas.
e. Brainstrorming, menggali ide dari para peserta
belajar matrikulasi
E. Kekhawatiran
Menjadi Fasilitator
Menjalani peran yang baru sudah wajar jika merasa
khawatir. Yang penting tidak berlebihan. Kekhawatiran saat menjadi fasilitator misal
jika mendapati kelas yang begitu sunyi olala rasanya. Dan khawatir banyak
peserta yang saat belajar secara online masih belum terbiasa menyetorkan tugas
secara online pula. Dan saya pribadi juga masih tahap belajar untuk tidak gagap
terhadap teknologi. Khawatir saat awal belajar kelas ramai, dan mendekati akhir
menjadi sepi.
F. Penilaian
akan Proses adaptasi serta keterlibatan diri dalam kelas TfFM
Alhamdulillah dalam kelas TfFM kali ini saya dapat beradaptasi
dengan baik. Dapat mengikuti setiap sesi diskusi yang diadakan di jam yang
telah disepakati. Jika ada kesempatan juga bertanya sebagai bentuk partisipasi
juga keinginan diri untuk menambah pengetahuan. Memberikan evaluasi secara
lengkap di semua materi yang diberikan.
Saya juga berusaha aktif terlibat dengan menjadi
pemateri pada sesi diskusi Manajemen Dinamika Kelas bersama Mbak Nonie. Ini
suatu pengalaman yang mendebarkan dan simulasi langsung saat menjadi pemateri
di kelas. Semoga menjadi salah satu bekal saat mengampu kelas pembelajar.
Karena memfasilitasi kelas matrikulasi harus bisa menanamkan pondasi yang kuat
bahwa menjadi seorang perempuan, istri, dan ibu yang ingin meningkatkan
kapasitas diri harus memiliki komitmen dan konsisten tinggi. Belajar serius dan
tuntas sampai akhir dengan bahagia.
Nama : Linda
Dwihapsari
Posisi :
Pj Rumah Belajar Memasak
Asal Kota :
IIP Lampung
Sumber:
1id.m.wikipedia.org, pengertian
fasilitator, tanggal dilihat 08 Desember 2017.
2Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer, Nourie, Quantum Teaching, Penerbit Kaifa, Bandung, 2001
3Munif Chatib, Gurunya Manusia, Penerbit Kaifa,
Bandung, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.