Membangun
komunikasi yang tepat terhadap pasangan bukan sesuatu yang mudah. Apalagi jika
berasal dari latar belakang pola asuh yang berbeda, budaya berbeda dan masih
banyak yang berbeda. Maka tak heran saat di awal pernikahan kita tergagap untuk
saling menyesuaikan kebiasaan masing – masing. Karenanya untuk tetap
menjembatani perbedaan itu, diperlukan suatu pola komunikasi cerdas yang
efektif. Salah satunya dengan family forum.
Family forum
istilah sederhananya kumpul dan ngobrol bareng. Jadi yang dibahas mulai hal –
hal yang ringan tentang kita dan pasangan. Seperti apa yang disuka, apa yang
tak disuka, hobinya apa? Rutinitasnya bagaimana? Gaya berpakiaan seperti apa? Teman
– temannya siapa? Sampai rencana
kegiatan, juga cita – cita yang membutuhkan fokus khusus, Maka saat ngobrol
bersama pasangan, kita dapat belajar secara pelan dan bertahap dengan berusaha
saling memahami satu sama lain. Bahkan dari family forum yang kita lakukan
bersama pasangan tak jarang melahirkan proyek yang luar biasa bersama keluarga.
Yang akan mendorong semangat untuk berkegiatan positif dan memberi kebermanfaatan
bagi sesama.
Membangun
komunikasi yang tepat dengan pasangan memerlukan kecerdasan dalam memilah dan
memilih. Saat berbicara dengan cara yang tepat bisa menjadi awal terbentuknya
hubungan yang hangat dan harmonis dengan pasangan. Sayangnya, tidak sedikit
pasangan yang masih merasa kesulitan menemukan cara berkomunikasi yang tepat
saat bersama.
Berkomunikasi
cerdas dapat dimulai dari hal – hal sederhana
sehingga mudah untuk diterapkan di rumah setiap pasangan.
1. Memperhatikan dan Diperhatikan
Saat seharian sibuk beraktivitas dan tidak bertemu beberapa waktu,
sebagai pasangan hanya butuh diperhatikan. Saat pulang dengan segala penat,
beban kerja yang menumpuk, hendaknya mulailah kita memperhatikan apa kebutuhan
pasangan. Sambutan ketika pasangan datang banyak memegang peranan yang
menimbulkan kedekatan hati dan jiwa. Sebagai contoh dengan menyambut penuh
senyum tulus, segelas air hangat, suasana rumah yang ceria, penampilan yang rapi
dan wangi itu menjadi hal yang terkadang
sering dilupakan. Padahal sesibuk apapun di rumah, saat pasangan pulang berikan
kesan yang membuat matanya senang dan bahagia. Karenanya, setiap orang butuh memperhatikan dan
diperhatikan. Perhatian dan penerimaan yang tulus dapat menyuburkan perasaan
diantara pasangan.
2. Mendengarkan dan Didengarkan
Karena pada dasarnya setiap orang butuh mendengarkan dan didengar. Bisa
saja saat tertentu pasangan ingin bercerita kembali tentang masa kecilnya
bersama teman – temannya. Tentang jajanan kesukaannya. Yang bisa jadi sudah
pernah diceritakan kepada kita, Tapi karena itu menimbulkan kesan yang
mendalam, jadi ingin membaginya dengan orang yang dianggapnya spesial, yaitu
kita. Jadi proses mendengarkan dan
didengarkan ini bukan pada isi ceritanya, tetapi lebih dari itu maknanya. Banyak
peristiwa komunikasi yang lebih bersifat pemenuhan kebutuhan jiwa daripada
hanya sekedar memperoleh atau membagikan informasi. Apa jadinya jika saat pasangan ingin bercerita
kemudian kita dengan cuek tak menanggapinya. Bisa berabe.
Akan tetapi alangkah seringnya kita terkadang bersikap takabbur. Tak ingin
mendengarkan cerita berulang, dengan alasan sudah pernah dengar atau sudah tahu
tanpa pernah paham hikmah dibaliknya. Padahal banyak peristiwa komunikasi yang
memerlukan perulangan cerita untuk dapat diambil hikmah dan pelajarannya.
3. Memperdalam Percakapan
Memperdalam percakapan dengan pasangan sangat penting. Saat berbicara
dengan pasangan, coba dekati, tatap dan pastikan fokus kita hanya kepadanya.
Tinggalkan aktivitas yang sedang kita kerjakan. Ini menandakan bahwa saat
pasangan berbicara kita menghargainya, menjadi pusat perhatian kita. Sehingga
pasangan merasa nyaman untuk menceritakan hal yang ingin dibagikan ke kita.
Tanyakan pula apakah saat letih ingin dipijat, dibuatkan hidangan favoritnya?
Hal Itu bisa menjadi vitamin semangat bagi pasangan. Bisa jadi pada saat – saat
tertentu, tidak ada yang lebih diharapkan oleh pasangan selain pijitan lembut
dan penuh kehangatan dan ketulusan dari seorang istri.
4. Lelucon
Lelucon menjadi alternatif salah satu komunikasi cerdas. Saat kita
berhadapan dengan pasangan yang sedang mengalami ketegangan sepanjang hari
karena beban kerja. Lelucon atau humor akan mengendurkan otot syaraf dan
membuat tubuh kembali rileks. Salah satu bentuk lelucon adalah misal,
menceritakan kalau lupa meletakkan kunci dimana. Dicari kemana – mana tidak
ketemu, eh tak tahunya ada di kantong gamis.
Lelucon atau humor disaat tegang bukan hanya dapat menurunkan suhu
ruangan, tapi juga mengajarkan pada kita untuk tidak tegang menghadapi hidup.
Bahkan Rasulullah bercanda dengan Aisyah radhiyallahu anhu dengan
mengadakan lomba lari, yang itu dikenangnya sepanjang hayat dan menjadi contoh
penuh hikmah sepanjang masa.
5. Manajemen Empati
Bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna, tapi hendaklah kita selalu
belajar untuk menjadi lebih baik. Dalam rangka mengasah empati itulah
diperlukan latihan diri secara terus – menerus. Terus memohon kepada Allah agar
Ia merawat cinta tersebut di hati kita. Penuhilah dada kita dengan kasih sayang,
terutama pada diri sendiri. Jika terhadap diri sendiri kita sudah sudah
bersikap kasih dan sayang, maka kepada pasangan, juga orang lain, kita dapat
mengembangkan dan menularkan sikap yang sama. Kasih sayang akan mengarahkan
kita kepada sikap yang menghormati kemampuan dan kekurangan pasangan. Memaafkan
kesalahan, berlapang dada, menuntun ke jalan yang terang tanpa harus mencari –
cari kesalahan dan membuka aibnya.
![]() |
Dendrobium Koleksi Anggrek Linda Dh |
Menjalin
komunikasi cerdas, dalam upaya memupuk hubungan yang saling pengertian dan
penuh perhatian memang membutuhkan usaha dan cara – cara yang tepat. Hubungan
dengan pasangan merupakan cermin bahwa dua orang atau lebih mempunyai
kehendak searah, yang sama – sama menginginkan
kebaikan dan keindahan. Menginginkan kemuliaan dan keselamatan di dunia dan
akhirat,. Sakinah mawaddah dan warohmah dalam ikatan taqwa hingga ke surga –
Nya. Aamiin..
Referensi :
Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi
Mohammad Fauzil Adhim, 2005, Kado Pernikahan Untuk Istriku, Penerbit:
Mitra Pustaka, Yogyakarta
Dwi Septiawati Djafar, 2002, Merawat Cinta dalam Nuansa Ibadah,
Majalah Ummi, Edisi April-Juni 2002, Percetakan Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta
Sarah Handayani, 2004, Bicara Tepat Hubunganpun Hangat, Majalah
Ummi, Edisi Januari-Februari 2004, Percetakan Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta
Dr. Setiawan Budi Utomo, 2004,
Manajemen Empati, Majalah Ummi, Edisi Januari-Februari 2004, Percetakan Ikrar
Mandiri Abadi, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.