Sabtu, 25 November 2017

KOMUNIKASI CERDAS DAN TEPAT, HUBUNGAN PUN HANGAT



Membangun komunikasi yang tepat terhadap pasangan bukan sesuatu yang mudah. Apalagi jika berasal dari latar belakang pola asuh yang berbeda, budaya berbeda dan masih banyak yang berbeda. Maka tak heran saat di awal pernikahan kita tergagap untuk saling menyesuaikan kebiasaan masing – masing. Karenanya untuk tetap menjembatani perbedaan itu, diperlukan suatu pola komunikasi cerdas yang efektif. Salah satunya dengan family forum.

Family forum istilah sederhananya kumpul dan ngobrol bareng. Jadi yang dibahas mulai hal – hal yang ringan tentang kita dan pasangan. Seperti apa yang disuka, apa yang tak disuka, hobinya apa? Rutinitasnya bagaimana? Gaya berpakiaan seperti apa? Teman – temannya siapa?  Sampai rencana kegiatan, juga cita – cita yang membutuhkan fokus khusus, Maka saat ngobrol bersama pasangan, kita dapat belajar secara pelan dan bertahap dengan berusaha saling memahami satu sama lain. Bahkan dari family forum yang kita lakukan bersama pasangan tak jarang melahirkan proyek yang luar biasa bersama keluarga. Yang akan mendorong semangat untuk berkegiatan positif dan memberi kebermanfaatan bagi sesama.

Membangun komunikasi yang tepat dengan pasangan memerlukan kecerdasan dalam memilah dan memilih. Saat berbicara dengan cara yang tepat bisa menjadi awal terbentuknya hubungan yang hangat dan harmonis dengan pasangan. Sayangnya, tidak sedikit pasangan yang masih merasa kesulitan menemukan cara berkomunikasi yang tepat saat bersama.

Berkomunikasi cerdas dapat dimulai dari hal – hal sederhana  sehingga mudah untuk diterapkan di rumah setiap pasangan.

1. Memperhatikan dan Diperhatikan

Saat seharian sibuk beraktivitas dan tidak bertemu beberapa waktu, sebagai pasangan hanya butuh diperhatikan. Saat pulang dengan segala penat, beban kerja yang menumpuk, hendaknya mulailah kita memperhatikan apa kebutuhan pasangan. Sambutan ketika pasangan datang banyak memegang peranan yang menimbulkan kedekatan hati dan jiwa. Sebagai contoh dengan menyambut penuh senyum tulus, segelas air hangat, suasana rumah yang ceria, penampilan yang rapi dan  wangi itu menjadi hal yang terkadang sering dilupakan. Padahal sesibuk apapun di rumah, saat pasangan pulang berikan kesan yang membuat matanya senang dan bahagia. Karenanya,  setiap orang butuh memperhatikan dan diperhatikan. Perhatian dan penerimaan yang tulus dapat menyuburkan perasaan diantara pasangan.

2. Mendengarkan dan Didengarkan

Karena pada dasarnya setiap orang butuh mendengarkan dan didengar. Bisa saja saat tertentu pasangan ingin bercerita kembali tentang masa kecilnya bersama teman – temannya. Tentang jajanan kesukaannya. Yang bisa jadi sudah pernah diceritakan kepada kita, Tapi karena itu menimbulkan kesan yang mendalam, jadi ingin membaginya dengan orang yang dianggapnya spesial, yaitu kita.  Jadi proses mendengarkan dan didengarkan ini bukan pada isi ceritanya, tetapi lebih dari itu maknanya. Banyak peristiwa komunikasi yang lebih bersifat pemenuhan kebutuhan jiwa daripada hanya sekedar memperoleh atau membagikan informasi.  Apa jadinya jika saat pasangan ingin bercerita kemudian kita dengan cuek tak menanggapinya. Bisa berabe.

Akan tetapi alangkah seringnya kita terkadang bersikap takabbur. Tak ingin mendengarkan cerita berulang, dengan alasan sudah pernah dengar atau sudah tahu tanpa pernah paham hikmah dibaliknya. Padahal banyak peristiwa komunikasi yang memerlukan perulangan cerita untuk dapat diambil hikmah dan pelajarannya.

 3.  Memperdalam Percakapan

Memperdalam percakapan dengan pasangan sangat penting. Saat berbicara dengan pasangan, coba dekati, tatap dan pastikan fokus kita hanya kepadanya. Tinggalkan aktivitas yang sedang kita kerjakan. Ini menandakan bahwa saat pasangan berbicara kita menghargainya, menjadi pusat perhatian kita. Sehingga pasangan merasa nyaman untuk menceritakan hal yang ingin dibagikan ke kita. Tanyakan pula apakah saat letih ingin dipijat, dibuatkan hidangan favoritnya? Hal Itu bisa menjadi vitamin semangat bagi pasangan. Bisa jadi pada saat – saat tertentu, tidak ada yang lebih diharapkan oleh pasangan selain pijitan lembut dan penuh kehangatan dan ketulusan dari seorang istri.

 4. Lelucon

Lelucon menjadi alternatif salah satu komunikasi cerdas. Saat kita berhadapan dengan pasangan yang sedang mengalami ketegangan sepanjang hari karena beban kerja. Lelucon atau humor akan mengendurkan otot syaraf dan membuat tubuh kembali rileks. Salah satu bentuk lelucon adalah misal, menceritakan kalau lupa meletakkan kunci dimana. Dicari kemana – mana tidak ketemu, eh tak tahunya ada di kantong gamis.
Lelucon atau humor disaat tegang bukan hanya dapat menurunkan suhu ruangan, tapi juga mengajarkan pada kita untuk tidak tegang menghadapi hidup.
Bahkan Rasulullah bercanda dengan Aisyah radhiyallahu anhu dengan mengadakan lomba lari, yang itu dikenangnya sepanjang hayat dan menjadi contoh penuh hikmah sepanjang masa.



 5. Manajemen Empati

Bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna, tapi hendaklah kita selalu belajar untuk menjadi lebih baik. Dalam rangka mengasah empati itulah diperlukan latihan diri secara terus – menerus. Terus memohon kepada Allah agar Ia merawat cinta tersebut di hati kita. Penuhilah dada kita dengan kasih sayang, terutama pada diri sendiri. Jika terhadap diri sendiri kita sudah sudah bersikap kasih dan sayang, maka kepada pasangan, juga orang lain, kita dapat mengembangkan dan menularkan sikap yang sama. Kasih sayang akan mengarahkan kita kepada sikap yang menghormati kemampuan dan kekurangan pasangan. Memaafkan kesalahan, berlapang dada, menuntun ke jalan yang terang tanpa harus mencari – cari kesalahan dan membuka aibnya.


Dendrobium Koleksi Anggrek Linda Dh
Menjalin komunikasi cerdas, dalam upaya memupuk hubungan yang saling pengertian dan penuh perhatian memang membutuhkan usaha dan cara – cara yang tepat. Hubungan dengan pasangan merupakan cermin bahwa dua orang atau lebih mempunyai kehendak  searah, yang sama – sama menginginkan kebaikan dan keindahan. Menginginkan kemuliaan dan keselamatan di dunia dan akhirat,. Sakinah mawaddah dan warohmah dalam ikatan taqwa hingga ke surga – Nya. Aamiin..


Referensi :

Pengalaman pribadi

Mohammad Fauzil Adhim, 2005, Kado Pernikahan Untuk Istriku, Penerbit: Mitra Pustaka, Yogyakarta

Dwi Septiawati Djafar, 2002, Merawat Cinta dalam Nuansa Ibadah, Majalah Ummi, Edisi April-Juni 2002, Percetakan Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta

Sarah Handayani, 2004, Bicara Tepat Hubunganpun Hangat, Majalah Ummi, Edisi Januari-Februari 2004, Percetakan Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta

Dr. Setiawan Budi Utomo, 2004, Manajemen Empati, Majalah Ummi, Edisi Januari-Februari 2004, Percetakan Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.

Rumpu Rampe

Rumpu rampe khas NTT Indonesia memang negara yang kaya baik secara geografis atau pun populasi. Terletak di antara dua benua dan dua samuder...

Popular Posts