Minggu, 02 April 2017

Bromo, Eksotisme Jawa Timur


Assalamualaikum,
Apa kabar teman semua? Alhamdulillah semoga selalu dalam keadaan sehat dan senantiasa dalam petunjuk Allah yang Penyayang amiiiin..Kesempatan kali ini saya mau berbagi cerita pengalaman suami pergi ke Bromo.
Yuk ah...langsung saja.

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung aktif yang berada di Provinsi Jawa Timur dan memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan air laut. Terletak di empat wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo memiliki penampilan dan pemandangan yang eksotis, masih aktif maka tak heran jika Gunung Bromo masuk dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Bentuk Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir sekitar 10 km persegi. Gunung Bromo juga memiliki sebuah kawah dengan garis tengah kurang lebih 800 meter ( Utara - Selatan ) dan kurang lebih 600 meter ( Timur - Barat ). Gunung Bromo memiliki daerah bahaya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Sedangkan oleh masyarakat Tengger, Bromo dianggap sebagai gunung suci. Bahkan setahun sekali diadakan Upacara Kasodo yang bertempat di sebuah pura di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjut ke Puncak Bromo.

Upacara diadakan tengah malam sampai dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di Bulan Kasodo ( Kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Perjalanan suami tanggal 14 Maret 2017 bersama teman-temannya dimulai dari Bandara Halim Perdana Kusuma  menuju Malang tepatnya Bandara Abdul Rahman Saleh Berangkat pukul 08.00 wib tiba di Malang pukul 09.30 wib. Dengan menggunakan pesawat Batik Air, harga tiket waktu itu sekitar Rp 600.000,-. Alhamdulillah perjalanan lancar.

Tiba di Malang, rombongan menginap di Swisbell in hotel,  tepatnya di dekat Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya. Dekat juga dengan Universitas Negeri Malang (dulunya IKIP Malang). Sambil menunggu jadwal ke Bromo rombongan berwisata kuliner '' Rawon Nguling'' yang terkenal di kota Malang. Emmm ternyata ini luar biasa...potongan daging sapinya besar-besar mantaaap surantap. Selanjutnya rombongan rehat di Swisbell in hotel yang nyaman dan lokasinya strategis. Dengan harga paket fullboard seharga Rp 600.000,-. Dan tepat pukul 12 malam, rombongan bertolak  menuju ke Bromo dengan naik jeep tertutup yang muat 7 penumpang termasuk sopir. Tarif /  harga sewa Rp 1.000.000,- per jeep. Saat itu suami dan rombongan total menyewa 6 buah jeep. Wah lumayan ramai ya. Perjalananan memakan waktu sekitar 4 jam karena lewat Probolinggo. Pemandangan tidak terlihat semua gelap, penumpang jeep tertidur pulas.

Sampai di Cemoro Lawang kurang lebih pukul 04.00 wib pagi. Destinasi pertama yang dikunjungi adalah melihat sunrise di Pananjakan. Udara rasanya dingin  pake banget. Menggigil secara di Lampung udaranya panas . Padahal sudah dikasih tau kalo di Bromo tuh dingiiiiin tapi suami cuma pakai kaos dan jaket. Sedangkan temannya pakai baju berlapis lapis.  Wes ga apa-apa lah ya..yang penting sehat dan ceria hehehe.Semangat suamiku...

Tambahan info ya teman-teman, di sana juga banyak penduduk yang menyewakan jaket tebal, souvenir seperti syal dari wool, kupluk, dan sarung tangan. Jadi bagi teman - teman yang ke sana tanpa persiapan oke atau tak sempat bawa bisa berbagi rezeki dengan membeli produk mereka. Asli produk dalam negeri loh. Banggalah teman dengan produk dalam negeri. I love Indonesia, cintailah produk-produk Indonesia yeaaa. Suami beli syal yang bertuliskan Bromo. Heemm bisa untuk kenang-kenangan dan buah tangan dari Gunung Bromo. Juga mengusir dingin yang menyusup di sekeliling leher.

Sesampainya Pananjakan  ternyata sudah banyak pengunjung mencari tempat duduk strategis agar bisa melihat sunrise dengan angel yang paling oke. Bukan hanya turis domestik tetapi juga banyak turis mancanegara yang sudah siap cari posisi untuk mengabadikan moment indah dengan latar Gunung Bromo yang eksotis. Setelah cari tempat, siap-siap menunggu adzan subuh. Dan sholat subuh di tengah suasana yang berbeda
Bahagia rasanya karena ada tempat sholat yang letaknya tidak jauh. Benar-benar toleransi yang indah, meskipun penduduk sekitar mayoritas beragama Hindu. Jadi nilai tambah kalau teman-teman berwisata ke Gunung Bromo. Tidak khawatir untuk tetap menjaga dan melaksanakan sholat.  Asyik bukan mentadaburi keindahan alam ciptaan Allah swt tapi tetap sholat subuh?

'' Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?'' ( Ar Rahman ayat 13).

Ketika matahari mulai mengintip malu-malu, pengunjung yang tadinya duduk rapi menjadi berhamburan. Sontak bangkit  berebut ingin foto siluet berlawanan dengan latar belakang sunrise Bromo. Suami dan rombongan juga ikut bersemangat tak mau kalah dengan yang lain hehe..tetap nih ya,walau lelah dan jadwal padat menanti foto-foto itu penting. Setuju dong. Jepret sana, jepret sini ciss , jangan lupa senyumnya. Hasilnya, taraaaa ...Background bukan cuma sunrise di balik Gunung Bromo tapi campur dengan pengunjung yang sibuk dengan akitivitasnya masing-masing. Ramai sekali. 


Bromo dari puncak Pananjakan







Suamiku, Slamet Sumardi 



MasyaAllah...memang sungguh luar biasa pemandangan di Pananjakan. Anugerah untuk bumi Jawa Timur. Sudah sepatutnya kita selalu  bersyukur dengan apa yang Allah berikan untuk tanah air ini.
Setelah puas di Pananjakan, suami dan rombongan bergegas turun menuju  ke Gunung Batok. Pengunjung bisa bermain di hamparan pasir hitam. Bisa foto- foto dengan latar belakang Gunung Batok juga tentunya. Tak lupa di tempat ini suami dan rombongan melakukan mannequin challenge . Tapi foto yang mannequin challange ga tersimpan, maaf.


 Teman-teman yang selalu ceria






Destinasi selanjutnya suami dan rombongan menuju tujuan utama yaitu kawah Bromo. Kira-kira pukul 08.00 wib pagi. Tinggal berjuang lagi untuk bisa menuju ke atas gunung. Dengan  semangat 2017, suami dan rombongan jalan kaki  naik ke atas. Meskipun banyak tukang kuda yang menawarkan jasanya untuk bisa mengantarkan dengan tarif  Rp 100.000,- untuk bolak-balik. Oh iya,  sebelum sampai atas masih ada anak tangga dengan jumlah 250 anak tangga yang harus dilalui.  Sayangnya suami tidak  sempat menghitung jumlah anak tangganya benar berjumlah 250 atau tidak. Yang jelas harus hati-hati dan waspada karena lebar tangga tidak cukup luas, terjal dan ramai.



1, 2, 3 semangat







Kawah Bromo



 Sesampainya di atas, benar-benar takjub, MasyaAllah....tak henti-henti hati dan bibir selalu memuji kebesaran Allah yang luar biasa. Waktu itupun cuaca sangat mendukung. Asap belerang yang dikeluarkan juga masih sedikit sehingga baunya tidak menyengat dan tidak pedih mengganggu pandangan mata. Setelah puas melihat kawah Bromo, dan pede waktu naik,akhirnya saat turun suami memilih naik kuda cie..cie. Nyerah atau apa nih kok naik kuda? Ooh ternyata biar bisa foto-foto sambil naik kuda. Biar kekinian katanya.
Pertama kali naik kuda




Nah teman-teman, inilah cerita pengalaman suami bersama rombongan yang diberi kesempatan untuk mengeksplor keindahan Gunung Bromo. Teman seperjuangan dan seperjalanan adalah bagian penting dalam tiap moment yang kita lalui. Jadi jangan pernah melupakannya....
Terima kasih


Wassalamualaikum


Sumber : wikipedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.

Rumpu Rampe

Rumpu rampe khas NTT Indonesia memang negara yang kaya baik secara geografis atau pun populasi. Terletak di antara dua benua dan dua samuder...

Popular Posts