Assalamualaikum,
Apa kabar teman semua? Alhamdulillah semoga selalu dalam keadaan sehat dan senantiasa dalam petunjuk Allah yang Penyayang amiiiin..Kesempatan kali ini saya mau berbagi cerita pengalaman suami pergi ke Bromo.
Yuk ah...langsung saja.
Apa kabar teman semua? Alhamdulillah semoga selalu dalam keadaan sehat dan senantiasa dalam petunjuk Allah yang Penyayang amiiiin..Kesempatan kali ini saya mau berbagi cerita pengalaman suami pergi ke Bromo.
Yuk ah...langsung saja.
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung aktif
yang berada di Provinsi Jawa Timur dan memiliki ketinggian 2.329 meter di atas
permukaan air laut. Terletak di empat wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten
Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Gunung Bromo memiliki penampilan dan pemandangan yang eksotis, masih aktif maka
tak heran jika Gunung Bromo masuk dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru.
Bentuk Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai
dengan kaldera atau lautan pasir sekitar 10 km persegi. Gunung Bromo juga
memiliki sebuah kawah dengan garis tengah kurang lebih 800 meter ( Utara -
Selatan ) dan kurang lebih 600 meter ( Timur - Barat ). Gunung Bromo memiliki
daerah bahaya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Sedangkan oleh masyarakat Tengger, Bromo dianggap
sebagai gunung suci. Bahkan setahun sekali diadakan Upacara Kasodo yang
bertempat di sebuah pura di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjut ke Puncak
Bromo.
Upacara diadakan tengah malam sampai dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di Bulan Kasodo ( Kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Perjalanan suami tanggal 14 Maret 2017 bersama
teman-temannya dimulai dari Bandara Halim Perdana Kusuma menuju Malang
tepatnya Bandara Abdul Rahman Saleh Berangkat pukul 08.00 wib tiba di Malang
pukul 09.30 wib. Dengan menggunakan pesawat Batik Air, harga tiket waktu itu
sekitar Rp 600.000,-. Alhamdulillah perjalanan lancar.
Tiba di Malang, rombongan menginap di Swisbell in
hotel, tepatnya di dekat Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya. Dekat
juga dengan Universitas Negeri Malang (dulunya IKIP Malang). Sambil menunggu
jadwal ke Bromo rombongan berwisata kuliner '' Rawon Nguling'' yang terkenal di
kota Malang. Emmm ternyata ini luar biasa...potongan daging sapinya besar-besar
mantaaap surantap. Selanjutnya rombongan rehat di Swisbell in hotel
yang nyaman dan lokasinya strategis. Dengan harga paket fullboard seharga Rp
600.000,-. Dan tepat pukul 12 malam, rombongan bertolak menuju ke Bromo
dengan naik jeep tertutup yang muat 7 penumpang termasuk sopir. Tarif /
harga sewa Rp 1.000.000,- per jeep. Saat itu suami dan rombongan total menyewa
6 buah jeep. Wah lumayan ramai ya. Perjalananan memakan waktu sekitar 4 jam
karena lewat Probolinggo. Pemandangan tidak terlihat semua gelap, penumpang jeep tertidur pulas.
Sampai di Cemoro Lawang kurang lebih pukul 04.00
wib pagi. Destinasi pertama yang dikunjungi adalah melihat sunrise di
Pananjakan. Udara rasanya dingin pake banget. Menggigil secara di Lampung
udaranya panas . Padahal sudah dikasih tau kalo di Bromo tuh dingiiiiin tapi
suami cuma pakai kaos dan jaket. Sedangkan temannya pakai baju berlapis
lapis. Wes ga apa-apa lah ya..yang penting sehat dan ceria
hehehe.Semangat suamiku...
Tambahan info ya teman-teman, di sana juga banyak
penduduk yang menyewakan jaket tebal, souvenir seperti syal dari wool, kupluk,
dan sarung tangan. Jadi bagi teman - teman yang ke sana tanpa persiapan oke
atau tak sempat bawa bisa berbagi rezeki dengan membeli produk mereka. Asli
produk dalam negeri loh. Banggalah teman dengan produk dalam negeri. I love
Indonesia, cintailah produk-produk Indonesia yeaaa. Suami beli syal yang
bertuliskan Bromo. Heemm bisa untuk kenang-kenangan dan buah tangan dari Gunung
Bromo. Juga mengusir dingin yang menyusup di sekeliling leher.
Sesampainya Pananjakan ternyata sudah
banyak pengunjung mencari tempat duduk strategis agar bisa melihat sunrise
dengan angel yang paling oke. Bukan hanya turis domestik tetapi juga banyak
turis mancanegara yang sudah siap cari posisi untuk mengabadikan moment indah
dengan latar Gunung Bromo yang eksotis. Setelah cari tempat, siap-siap menunggu
adzan subuh. Dan sholat subuh di tengah suasana yang berbeda
Bahagia rasanya karena ada tempat sholat yang
letaknya tidak jauh. Benar-benar toleransi yang indah, meskipun penduduk
sekitar mayoritas beragama Hindu. Jadi nilai tambah kalau teman-teman berwisata
ke Gunung Bromo. Tidak khawatir untuk tetap menjaga dan melaksanakan
sholat. Asyik bukan mentadaburi keindahan alam ciptaan Allah swt tapi
tetap sholat subuh?
'' Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?'' ( Ar Rahman ayat 13).
Ketika matahari mulai mengintip malu-malu,
pengunjung yang tadinya duduk rapi menjadi berhamburan. Sontak bangkit
berebut ingin foto siluet berlawanan dengan latar belakang sunrise Bromo. Suami
dan rombongan juga ikut bersemangat tak mau kalah dengan yang lain hehe..tetap
nih ya,walau lelah dan jadwal padat menanti foto-foto itu penting. Setuju dong.
Jepret sana, jepret sini ciss , jangan lupa senyumnya. Hasilnya, taraaaa
...Background bukan cuma sunrise di balik Gunung Bromo tapi campur dengan
pengunjung yang sibuk dengan akitivitasnya masing-masing. Ramai sekali.
Bromo dari puncak Pananjakan
Suamiku, Slamet Sumardi
MasyaAllah...memang sungguh luar biasa
pemandangan di Pananjakan. Anugerah untuk bumi Jawa Timur. Sudah sepatutnya
kita selalu bersyukur dengan apa yang Allah berikan untuk tanah air ini.
Setelah puas di Pananjakan, suami dan rombongan
bergegas turun menuju ke Gunung Batok. Pengunjung bisa bermain di
hamparan pasir hitam. Bisa foto- foto dengan latar belakang Gunung Batok juga
tentunya. Tak lupa di tempat ini suami dan rombongan melakukan mannequin challenge . Tapi foto yang mannequin challange ga tersimpan, maaf.
Teman-teman yang selalu ceria
Destinasi selanjutnya suami dan rombongan menuju
tujuan utama yaitu kawah Bromo. Kira-kira pukul 08.00 wib pagi. Tinggal
berjuang lagi untuk bisa menuju ke atas gunung. Dengan semangat 2017,
suami dan rombongan jalan kaki naik ke atas. Meskipun banyak tukang kuda
yang menawarkan jasanya untuk bisa mengantarkan dengan tarif Rp 100.000,-
untuk bolak-balik. Oh iya, sebelum sampai atas masih ada anak tangga
dengan jumlah 250 anak tangga yang harus dilalui. Sayangnya suami
tidak sempat menghitung jumlah anak tangganya benar berjumlah 250 atau
tidak. Yang jelas harus hati-hati dan waspada karena lebar tangga tidak cukup
luas, terjal dan ramai.
1, 2, 3 semangat
Kawah Bromo
Sesampainya di atas, benar-benar takjub, MasyaAllah....tak henti-henti hati dan bibir selalu memuji kebesaran Allah yang
luar biasa. Waktu itupun cuaca sangat mendukung. Asap
belerang yang dikeluarkan juga masih sedikit sehingga baunya tidak menyengat dan
tidak pedih mengganggu pandangan mata. Setelah puas melihat kawah Bromo, dan
pede waktu naik,akhirnya saat turun suami memilih naik kuda cie..cie. Nyerah
atau apa nih kok naik kuda? Ooh ternyata biar bisa foto-foto sambil naik kuda.
Biar kekinian katanya.
Pertama kali naik kuda
Nah teman-teman, inilah cerita pengalaman suami
bersama rombongan yang diberi kesempatan untuk mengeksplor keindahan Gunung
Bromo. Teman seperjuangan dan seperjalanan adalah bagian penting dalam tiap
moment yang kita lalui. Jadi jangan pernah melupakannya....
Terima kasih
Terima kasih
Wassalamualaikum
Sumber : wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.