Jumat, 03 Maret 2017

Ke Way Kambas Naik Damri

Ke  Way Kambas  Naik Damri

Assalamualaikum
Apa kabar teman semuanya? Semoga selalu dalam keadaan baik dan sehat. Selamat datang di blog baru saya hehe..
Perkenalkan nama saya Linda Dwi Hapsari, biasa dipanggil Linda. Saya anak kedua dari lima bersaudara. ( Jelaslah ya kan ada Dwi yang artinya dua hehe...). Saya punya hobby memasak dan jalan-jalan. Terutama jalan-jalan yang murah meriah.

Ngomong-ngomong tentang jalan-jalan, jadi ingin menulis pengalaman rekreasi ke Taman Nasional Way Kambas naik bis Damri berdua bersama suami tercinta.
Tepatnya November tahun 2016 lalu. Wow sudah lama juga ya..tapi tidak apa-apa. Siapa tahu, pengalaman saya ini memberikan insprasi untuk teman-teman yang ingin berkunjung ke Taman Nasional Way Kambas dengan kendaraan umum. Ga pakai capek ya, tinggal duduk manis sudah sampai tujuan.


Waktu itu, kami berangkat pukul 06.30..dari pull damri. Dengan harga tiket Rp 25.000,- per orang sekali jalan. Jadi berdua dengan suami pulang pergi Rp 100.000,- ditambah tiket masuk Rp 10.000,- berdua. Emm hemat bukan? Padahal jauh jaraknya dari Bandar Lampung kurang lebih 117km. Jangan lupa juga untuk membawa bekal ya teman. Di sana tidak banyak pilihan jika ingin jajan. Bawa bekal lebih sehat dong dan hemat xixi..

Bis Damri ada yang berangkat pukul 06.00 wib, 07.00 wib, 10.00 wib dan kembali dari TNWK pukul 13.00 wib, 14.00 wib juga 16.00 wib. Info ini di dapat dari kantor resmi Damri.
Tapi waktu tanggal 13 November 2016 bertepatan dengan penutupan Festival Way Kambas, jadwal bis yang pukul 07.00 wib dimajukan jadi pukul 06.30 wib.
Oh iya  teman, bis Damrinya bersih dan wangi sekali dengan kapasitas 43 penumpang cukup nyaman untuk perjalanan juga dilengkapi dengan ac . Sepanjang perjalanan bisa menikmati suasana. Kurang lebih pukul 10.00 kami tiba TNWK. Langsung saja kami berdua turun dan berjalan ke arah gajah-gajah yang sedang beraksi dan beratraksi.

Suasana ramai sekali. Banyak wisatawan domestik juga ada wisatawan mancanegara. Karena terlalu ramai, kami berdua memilih berjalan jauh untuk melihat anak gajah yang menyendiri dan jinak. Lagipula tempatnya tidak terlalu ramai, cocoklah untuk foto-foto. Lumayan bisa untuk dokumentasi pribadi. Untung ada Festival Buah yang sudah tutup, jadi kami boleh mengambil buah pisang yang banyak untuk diberikan pada gajah. Kami juga makan pisangnya hehe..jadi sama nih dengan gajah.


Selanjutnya dengan penasaran saya dan suami bergantian memberikan pisang pada gajah kecil itu ( tapi sayang ga tahu namanya). Dengan menggunakan belalainya gajah itu mengambil pisang, jadi fungsinya seperti tangan dan langsung dimasukkan ke mulut dan kunyah - kunyah. Voila...gajahnya minta lagi hehe...Tak lupa moment langka ini diabadikan lewat kamera hp. Rasanya luar biasa lo teman. Mamalia darat terbesar di dunia ini begitu jinak dan akrab dengan manusia. Benar- benar pengalaman yang tak terlupakan.

2 komentar:

  1. Informatif banget Mbak. Banyak yang mau ke Way Kambas tapi bingung ke sananya gimana. Naik motor melelahkan, naik mobil mungkin lebih cocok mobil yang berukuran besar. Kalau naik bus begini tinggal dudul bawa bekal aja ya he he. Ditunggu sharing lainnya tentang jalan-jalannya :)

    BalasHapus
  2. Seru banget, udah lama gak ke Way Kambas, pengen ke sana lagi.

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Silahkan komentar yang baik dan sopan, agar saya bisa mengunjungi balik blog anda.

Rumpu Rampe

Rumpu rampe khas NTT Indonesia memang negara yang kaya baik secara geografis atau pun populasi. Terletak di antara dua benua dan dua samuder...

Popular Posts